Ketaatan yang Menjadi Perhatian di Bulan Ramadhan

Oleh Buya Rahmat Silahturahim
Rio Agusri - Jumat, 21 Februari 2025 06:39 WIB
Ketaatan yang Menjadi Perhatian di Bulan Ramadhan
Kajian Rutin di Masjid Raudhatul Jannah Pekanbaru
datanews.id -Pembahasan ini adalah lanjutan dari pembahasan pekan yang lalu, yakni keutamaan bulan Ramadhan. Bagi orang beriman yang mengetahui keutamaan² tersebut maka orang-orang tersebut akan berlomba-lomba dalam ketaatan kepada Allah. Contoh tauladan yang paling utama adalah Nabi kita tercinta, Nabi Muhammad Shallallahu 'alayhi wa sallam. Ini sebagaimana diriwayatkan dari para sahabat yang menyaksikan langsung ibadah Nabi Shallallahu 'alayhi wa sallam. Begitupun yang diceritakan oleh Ummul Mukminin Aisyah Radhiyallahu 'Anha, berupa shalat malamnya, puasa, sedekah, dan semua ibadah lainnya.

Pada bagian yang lalu bahwa Nabi Shallallahu 'alayhi wa sallam adalah orang yang paling dermawan, sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhuma,

كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – أَجْوَدَ النَّاسِ ، وَأَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِى رَمَضَانَ ، حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ ، وَكَانَ جِبْرِيلُ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ – يَلْقَاهُ فِى كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ ، فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ

"Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang yang paling gemar bersedekah. Semangat beliau dalam bersedekah lebih membara lagi ketika bulan Ramadhan tatkala itu Jibril menemui beliau. Jibril menemui beliau setiap malamnya di bulan Ramadhan. Jibril mengajarkan Al-Qur'an kala itu. Dan Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam adalah yang paling semangat dalam melakukan kebaikan bagai angin yang bertiup."

(HR. Bukhari no. 3554 dan Muslim no. 2307)

Dari hadits diatas, kita bisa petik pelajaran bagaimana kebersamaan Nabi, sehingga beliau bertambah dermawan, yaitu :

1. Bersama Jibril.
2. Bersama Al-Qur'an.

Jadi, kalau kita ingin menjadi orang yang dermawan maka hendaklah kita berteman dengan orang-orang shaleh dan senantiasa tilawah Al-Qur'an.

Ada sebuah riwayat,

عن طلحة بن عبيد الله أن رجلين من "بلي" قدما على رسول الله صلى الله عليه وسلم وكان إسلامهما جميعا، فكان أحدهما أشد اجتهادا من الآخر فغزا المجتهد منهما فاستشهد، ثم مكث الآخر بعده سنة ثم توفي، قال طلحة: فرأيت في المنام بينا أنا عند باب الجنة، إذا أنا بهما، فخرج خارج من الجنة، فأذن للذي توفي الآخر منهما، ثم خرج فأذن للذي استشهد، ثم رجع إلى فقال: ارجع فإنك لم يأن لك بعد. فأصبح طلحة يحدث به الناس فعجبوا لذلك، فبلغ ذلك رسول الله صلى الله عليه وسلم، وحدثوه الحديث، فقال: من أي ذلك تعجبون؟ فقالوا: يا رسول الله هذا كان أشد الرجلين اجتهادا ثم استشهد ودخل هذا الآخر الجنة قبله، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((أليس قد مكث هذا بعده سنة؟)) قالوا: بلى، قال: ((وأدرك رمضان فصام وصلى لله كذا وكذا سجدة في السنة؟)) قالوا: بلى، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((فما بينهما أبعد مما بين السماء والأرض))

رواه الإمام أحمد وابن ماجه وغيرهما وصححه الألباني

Dari Thalhah bin Ubaidillah radhiyallahu anhu :

"Sesungguhnya ada dua orang dari Buli datang menemui Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Keduanya masuk Islam bersama-sama, dan salah satunya lebih bersemangat dari yg lainnya. Maka orang yg bersemangat tadi ikut berjihad dan akhirnya ia mati syahid. Sementara orang yg satunya masih tetap hidup setahun sepeninggalnya, lalu ia pun wafat.

Thalhah berkata :
"Aku melihat di dalam mimpi, tatkala aku berada di samping pintu surga, tiba-tiba aku bersama kedua orang tadi. Lalu ada penjaga surga yg keluar dari surga, kemudian ia mengijinkan masuk kepada orang yg mati belakangan dari keduanya. Kemudian penjaga surga keluar lagi lalu mengijinkan kepada orang yg mati syahid untuk masuk surga. Lalu ia keluar kepadaku dan berkata :
Kembalilah engkau, karena engkau belum masanya masuk surga."

Maka pagi harinya Thalhah menceritakan kepada manusia, lalu mereka terheran-heran terhadap hal itu. Lalu hal itu sampai kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, dan mereka pun menceritakan kisah tadi kepada beliau.

Lalu beliau berkata :
"Dari sisi mana kalian heran?"
Maka mereka mengatakan :
"Wahai Rasulullah, orang ini dulu lebih bersemangat, lalu dia mati syahid, sementara yg mati terakhir ini lebih dulu masuk surga sebelum dia."

Maka Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :

"Bukankah dia masih tetap hidup setahun sepeninggal temannya? Mereka menjawab : Memang.

Beliau berkata : "Kemudian dia mendapatkan bulan ramadan lalu dia berpuasa dan mengerjakan shalat demikian demikian kali sujud selama setahun?"

Mereka menjawab : Memang.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :

"Perbedaan keduanya itu (di surga-pen) lebih jauh daripada langit dan bumi".

(HR. Ahmad dan Ibnu Majah dishahihkan Al-Albani)

Diantara Ketaatan Yang Menjadi Perhatian Di Bulan Ramadhan :

PUASA
Secara bahasa puasa berarti imsak, yakni menahan diri. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

فَكُلِى وَٱشْرَبِى وَقَرِّى عَيْنًا ۖ فَإِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ ٱلْبَشَرِ أَحَدًا فَقُولِىٓ إِنِّى نَذَرْتُ لِلرَّحْمَٰنِ صَوْمًا فَلَنْ أُكَلِّمَ ٱلْيَوْمَ إِنسِيًّا

"Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini."

(QS. Ali Imran : 26)

Secara istilah syar'i yaitu menahan diri dari perihal yang membatalkan puasa (makan, minum dan mendatangi istri) mulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari.

Hukumnya adalah fardhu atau wajib.

Diantara dalilnya,

1. Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

(QS. Al-Baqarah: 183)

2. Hadits Nabi,

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : قَالَ رَسُولُ الله ﷺ: بُنِيَ الإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةِ أَنْ لا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ ، وَإِقَامِ الصَّلَاةِ ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ ، وَالْحَجِّ ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ

"Dari Abdullah bin Umar -semoga Allah meridhainya- ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: Islam dibangun di atas 5 syahadat Laa Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah, mendirikan shalat, membayar zakat, haji, puasa ramadhan.

(HR. Bukhari dan Muslim)

3. Ijma' kaum Muslimin.

Siapa saja yang diwajibkan untuk berpuasa ?

1. Muslim.
2. Baligh.
3. Berakal.
4. Qudrah (mampu).
5. Muqim (tidak safar).
6. Bagi wanita muslimah tidak haidh dan nifas.

Di dalam hadits,

عن علي رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال:
«رُفِعَ الْقَلَمُ عن ثلاثة: عن النائم حتى يَسْتَيْقِظَ، وعن الصبي حتى يَحْتَلِمَ، وعن المجنون حتى يَعْقِلَ».
[صحيح] - [رواه أبو داود والترمذي والنسائي في الكبرى وابن ماجه وأحمد] - [سنن أبي داود: 4403]

"Pena diangkat dari tiga orang: orang yang sedang tidur sampai ia bangun, anak yang masih kecil sampai ia balig, dan orang yang gila sampai ia berakal."

[Sahih] - [HR. Abu Daud, Tirmizi, Nasa`i di Sunan Kubra, Ibnu Majah, dan Ahmad] - [Sunan Abu Daud - 4403]

Bagaimana cara penentuan masuknya bulan Ramadhan?

Ada 2 cara :

1. Ru'yatul Hilal (melihat anak bulan).
2. Menggenapkan Sya'ban menjadi 30 hari.

Di dalam hadits,

صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ وَانْسُكُوا لَهَا فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا ثَلَاثِينَ فَإِنْ شَهِدَ شَاهِدَانِ فَصُومُوا وَأَفْطِرُوا

"Berpuasalah kalian karena melihatnya, berbukalah kalian karena melihatnya dan sembelihlah kurban karena melihatnya pula. Jika -hilal- itu tertutup dari pandangan kalian, sempurnakanlah menjadi tiga puluh hari, jika ada dua orang saksi, berpuasa dan berbukalah kalian."

(HR. An Nasai no. 2116. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Yang berkenaan dengan puasa :

1. Sahur
a). ada keberkahan.
b). meneladani Nabi dan menyelisihi puasa ahlul kitab.
c). menimbulkan tenaga atau kekuatan.
d). lebih baik di akhirkan mendekati masuk waktu Shubuh.
e). Nabi sahur dengan kurma.

Nabi bersabda,

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السُّحُورِ بَرَكَةً

Dari Anas bin Maalik Radhiyallahu anhu beliau berkata: Rasûlullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, "Bersahurlah kalian karena dalam sahur ada keberkahan."

(HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim)

2. Berbuka
a). tidak ada puasa wishal (bersambung) kecuali Nabi.
b). menyegerakan berbuka.
c). berbuka dengan kurma.

Puasa bukan hanya sekedar menahan haus dan lapar saja, tetapi menjaga anggota tubuh yang lainnya. Nabi Shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda:

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشَّرَبِ ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ ، فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهُلَ عَلَيْكَ فَلْتَقُلْ : إِنِّي صَائِمٌ ، إِنِّي صَائِمٌ

"Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan laghwu dan rafats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, "Aku sedang puasa, aku sedang puasa"."

(HR. Ibnu Majah dan Hakim. Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targib wa At Tarhib no. 1082 mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Ada hadits,

إذا كان أول ليلة من شهر رمضان صفدة الشياطين و مردة الجن، وغلقت أبواب النار فلم يفتح منها باب، وفتحت أبواب الجنة فلم يغلق منها باب، وينادي مناد: يا باغي الخير أقبل، يا باغي الشر أقصر، والله عتقاء من النار وذلك كل ليلة

"Jika telah datang awal malam bulan Ramadhan, diikatlah para setan dan jin-jin yang jahat, ditutup pintu -pintu neraka, tidak ada satu pintupun yang dibuka, dan dibukalah pintu-pintu surga, tidak ada satu pintupun yang tertutup, berseru seorang penyeru: wahai orang yang ingin kebaikan lakukanlah, wahai orang yang ingin kejelekan kurangilah. Dan bagi Allah membebaskan sejumlah orang dari neraka. Hal itu terjadi pada setiap malam."

(HR. Imam Tirmidzi)

Pembahasan tentang puasa Ramadhan sangatlah luas, dan Alhamdulillah sudah dibahas juga oleh para Ustadz-Ustadz yang lain.

Semuanya bisa berlomba-lomba dalam ketaatan tanpa pandang usia, kedudukan dan lainnya dan medalinya adalah ketakwaan yang itu sangat dibutuhkan sampai hari Kiamat kelak.

Kajian ditutup dengan rangkaian do'a-do'a kebaikan agar berjumpa dan diberkahi di bulan Ramadhan.



(Catatan kajian bersama Ustadz Dr Aspri Rahmat Azai hafizhahullahu Ta'ala pada hari Kamis tanggal 22 Sya'ban 1446 H / 20 Februari 2025 M di Masjid Raudhatul Jannah Pekanbaru)

SHARE:
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru