Bergantunglah Hanya Kepada Allah

Oleh : Fauzan Hidayat
Rio Agusri - Rabu, 14 Agustus 2024 05:00 WIB
Bergantunglah Hanya Kepada Allah
Ilustrasi (Foto int)
9datanews.id -Krisis ekonomi global telah membawa dampak yang cukup berat bagi sebagian manusia, tidak terkecuali kita di Indonesia. Tidak jarang, kini kita melihat orang-orang yang dulunya diberi kenikmatan kekayaan dari AllahTa'ala, tetapi kini sedang berjuang menghadapi ujian kekurangan dan kemiskinan. Baik disebabkan oleh kehilangan pekerjaan, kesulitan finansial, maupun ketidakpastian ekonomi. Kondisi demikian menuntut kita sebagai seorang mukmin untuk menyikapi ujian tersebut dengan bijak.

Tentu saja, kebijaksanaan di sini adalah mengetahui bagaimana seharusnya kita memaksimalkan ketergantungan dan tawakal kita kepada AllahTa'alakemudian mencari petunjuk dalam Al-Qur'an, hadis, dan contoh dari para salaf saleh dalam menyikapi berbagai ujian kehidupan.


Dampak Krisis Ekonomi

Krisis ekonomi seringkali membawa dampak yang luas dan beragam, mulai dari meningkatnya angka pengangguran hingga berkurangnya pendapatan keluarga. Dampak ini dirasakan oleh semua kalangan, dari pekerja harian hingga profesional di berbagai bidang. Ketidakstabilan ini tidak hanya mempengaruhi kondisi finansial, tetapi juga kesehatan mental dan emosional.

Banyak yang merasa cemas dan tertekan, menghadapi ketidakpastian yang seakan tiada ujung. Tidak sedikit pula yang mengambil keputusan untuk berpisah dari istri, lari dari kenyataan hidup yang pahit, hingga mengakhiri hidupnya sendiri sebab tidak kuasa menahan cobaan tersebut.Wal-'iyadzubillah.


Padahal, telah jelas bahwa setiap ujian dan cobaan yang kita alami sudah ditetapkan oleh Allah dan sesuai dengan kadar kemampuan kita. AllahTa'alaberfirman,

لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَاۚ

"Allah tidak membebani seseorang, melainkan sesuai dengan kesanggupannya." (QS. Al-Baqarah: 286)


Kita pun semestinya mengetahui bahwa ujian, cobaan, dan tantangan kehidupan dengan segala jenisnya merupakan keniscayaan dan sunatullah untuk kita hadapi dengan sebijaksana mungkin sebagai seorang mukmin. Perhatikan firman AllahTa'ala,

وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah: 155)

Saudaraku, yakinlah bahwa cobaan adalah bagian dari kehidupan yang harus dihadapi dengan sabar dan tawakal. Ketika kita menghadapi kesulitan ekonomi, hal pertama yang harus kita lakukan adalah menguatkan iman dan tawakal kepada Allah, serta mencari pertolongan-Nya dengan ikhtiar.


Sebuah Doa Mulia

Salah satu doa yang sangat dianjurkan untuk dibaca dalam menghadapi kesulitan adalah doa "يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيثُ" (Ya Hayyu Ya Qayyum, birahmatika astaghits).

Sebagaimana sabda Rasulullahshallallahu 'alaihi wasallam,

"ما يمنعُكِ أن تسمَعي ما أُوصيكِ به ؟ أن تقولي إذا أصبحْتِ و إذا أمسَيتِ : يا حيُّ يا قيُّومُ برحمتِك أستغيثُ ، أَصلِحْ لي شأني كلَّه ، و لا تَكِلْني إلى نفسي طرفةَ عَيْنٍ"

"Apa yang menghalangimu untuk mendengar apa yang aku wasiatkan kepadamu? Yaitu, katakanlah ketika pagi dan petang, 'Ya Hayyu Ya Qayyum, birahmatika astaghits. Ashlihliy sya'ni kullah, walaa takilniy ila nafsiy tharfata 'ain.' (Wahai Yang Mahahidup dan Yang Maha Berdiri Sendiri, dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan. Perbaikilah seluruh urusanku dan janganlah Engkau menyerahkanku kepada diriku sendiri walau sekejap mata)."(HR. An-Nasa'i dalam "As-Sunan Al-Kubra" no. 10405, Al-Bazzar no. 6368, dan Ibn As-Sunni dalam "'Amal Al-Yaum Wal-Lailah" no. 48.)


Dalam riwayat lain, juga disebutkan bahwa ketika Rasulullahshallallahu 'alaihi wasallammenghadapi kesulitan, beliau membaca doa tersebut.

Anasradhiyallahu 'anhuberkata,

كان إذا حَزَبَه أمْرٌ قال: يا حَيُّ يا قيُّومُ بِرَحْمتِك أسْتَغيثُ.

"Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menghadapi kesulitan, beliau berkata, 'Ya Hayyu Ya Qayyum, birahmatika astaghits.'" (HR.At-Tirmidzino. 3524 dengan lafaz ini, dan Ibn As-Sunni dalam "'Amal Al-Yaum wal-Lailah" no. 337.)

Lihatlah, seorang manusia mulia yang telah maksum dan dijamin surga untuknya pun mengucapkan kalimat ini. Beliaushallallahu 'alaihi wasallamjuga diberikan berbagai ujian dan cobaan, bahkan 2 kali lipat lebih banyak dari umatnya.


Sa'ad bin Abi Waqqasradhiyallahu 'anhuberkata,

يا رسولَ اللَّهِ أيُّ النَّاسِ أشدُّ بلاءً قالَ : الأنبياءُ ثمَّ الصَّالحونَ ثمَّ الأمثَلُ فالأمثَلُ منَ النَّاسِ يُبتَلى الرَّجلُ على حَسبِ دينِهِ فإن كانَ في دينِهِ صلابةٌ زيدَ في بلائِهِ وإن كانَ في دينِهِ رقَّةٌ خُفِّفَ عنهُ وما يزالُ البلاءُ بالعَبدِ حتَّى يمشيَ على ظَهْرِ الأرضِ ليسَ عليهِ خطيئةٌ

"Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling berat ujiannya?" Beliau menjawab, "Para nabi, kemudian orang-orang saleh, kemudian yang sebanding dan seterusnya. Seseorang diuji sesuai dengan kadar agamanya.Jika dalam agamanya terdapat kekuatan, maka ujiannya ditambah. Dan jika dalam agamanya terdapat kelemahan, maka ujiannya diringankan. Dan ujian akan terus menimpa seorang hamba hingga dia berjalan di muka bumi tanpa dosa."[1]

Maka, kabar gembira pula bagi siapa pun yang diberikan ujian dan cobaan dari AllahTa'ala. Karena beratnya cobaan tersebut berbanding lurus dengan level keimanan seseorang. Jika kita merasakan kesulitan dalam menghadapi tantangan kehidupan, maka itu pertanda bahwa AllahTa'alasedang menguji keimanan kita.

Maka, Rasulullah mengajarkan kita doa terbaik ketika menghadapi ujian. Renungkanlah doa tersebut. Permohonan seorang hamba kepada Rabbnya dengan rahmat-Nya yang luas. Khususnya dalam kondisi krisis ekonomi. Kita mengucapkan dan memohon kepada Allah dengan doa ini di waktu-waktu mustajab berdoa sebagai wujud dari ketergantungan kita kepada AllahTa'alabukan pada kemampuan kita sendiri.

SHARE:
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru