Buah Jatuh Tidak Jauh Dari Batangnya

Oleh Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal
Rio Agusri - Rabu, 30 Oktober 2024 06:10 WIB
Buah Jatuh Tidak Jauh Dari Batangnya
Ilustrasi (Foto int)
datanews.id -Sebagaimana yang telah kami jelaskan pada postingan sebelumnya bahwa orang tua yang sholeh akan membuat anaknya menjadi sholeh. Sampai-sampai sebagian ulama salaf mengatakan,


Wahai anakku, sungguh aku menambah shalatku ini karenamu (agar kamu menjadi sholeh).


Sekarang kami akan meneruskan pembahasan kemarin yang merupakan faedah dari kitabFiqh Tarbiyah Al-Abna, karya Syaikh Musthofa Al Adawi.


Coba Kita Renungkan


Wahai para ayah dan ibu …


Renungkanlah!


Apakah sama antara anak yang melihat orang tuanya rutin berdzikir dengan bacaan tahlil, tahmid, tasbih, dan takbir dengan orang tua yang malah tersibukkan dengan urusan dunia sehingga lalai mengingat Allah?!


Apakah sama antara anak yang melihat ortunya bersedekah secara sembunyi-sembunyi dengan anak yang sering melihat ayahnya menghaburkan duit untuk membeli minuman keras?!


Semoga ini bisa menjadi wejangan bagi kita orang tua yang menginginkan anak kita menjadi sholeh


Anak yang sering melihat ortunya gemar puasa senin-kamis, rajin menghadiri shalat jamaah di masjid, pasti berbeda dengan anak yang sering melihat ayahnya di depan TV atau bioskop.


Kita akan melihat anak yang sering memperhatikan ayahnya melantunkan adzan, pasti anak ini akan sering mengulang-ngulang ucapan adzan tersebut. Begitu pula jika seorang ayah sering melantunkan nyanyian, pasti anaknya yang sering memperhatikan hal itu akan sering pula bersenandung.


Begitu pula jika seseorang sering mendoakan orang tuanya, meminta ampunan untuk keduanya. Seringnya dia berdoa :ROBBIGFIRLI WALI WALIDAYYA(Wahai Robbku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku).


Atau juga dia sering menziarahi kubur orang tuanya, memperbanyak shodaqoh untuk keduanya, menjalin tali silaturahim dengan orang-orang yang dekat dengan ortunya. Jika anak dari orang ini melihat bahwa ayahnya sangat berbakti sekali pada ortunya, maka dengan izin Allah, anak tersebut akan mencontoh akhlaq yang baik ini.


Begitu pula seorang anak yang selalu diajari shalat oleh orang tuanya pasti berbeda dengan anak yang dibiarkan menonton film atau mendengarkan musik.


Begitu pula anak yang selalu melihat ortunya melakukan shalat malam, rela menjauhkan lambungnya dari kasur yang empuk, lebih memilih berdiri dan menghadap Allah dengan harap-cemas, berharap meraih surga Allah dan takut pada adzab-Nya. Mungkin anaknya akan sedikit bertanya, Pak, kenapa menangis? Kenapa bapak harus shalat dan rela meninggalkan kasur yang empuk? Ini mungkin beberapa pertanyaan yang muncul pada benaknya lalu dia akan selalu memikirkan hal ini, dan dengan izin Allah, pasti dia akan meneladani semacam ini.


Begitu pula dengan anak putri yang selalu melihat ibunya menutup aurat dari pria, penuh dengan rasa malu, selalu menjaga kehormatan. Putrinya pasti akan mencontoh sifat yang mulia ini. Hal ini berbeda dengan seorang ibu yang sering membuka-buka aurat, berpakaian setengah telanjang dan ketat, sering bersalaman dengan lawan jenis, sering campur baur dengan mereka, anaknya juga pasti akan meneladani tingkah laku ibu semacam ini.


Oleh karena itu, senantiasalah kita selaku ayah dan ibu untuk bertakwa pada Allah demi kebaikan anak-anak kita. Hendaklah kita selalu memberi contoh yang baik pada mereka. Berilah teladan pada anak-anak kita dengan akhlak yang mulia, sifat yang indah.


Hendaklah orang tua selalu berpegang teguh dengan agama ini, berpegang teguh dengan ajaran Allah dan Rasul-Nya.


Semoga Allah memberkahi anak dan keturunan kita.


Referensi:


Fiqh Tarbiyah Al-Abna, Syaikh Musthofa Al Adawi, hlm. 29-30, Penerbit Dar Ibnu Rajab.




Sumber: Rumaysho.com


SHARE:
Tags
Berita Terkait
Komentar