Futur, Malas Beribadah Rajin Bermaksiat

Karena, "Iman itu bertambah dan berkurang." Ada saja godaan syaitan senantiasa menghalangi dalam menempuh jalan istiqamah.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
إِنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمَٰنَ بِالْغَيْبِ ۖ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَأَجْرٍ كَرِيمٍ
Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Rabb Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihat-Nya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia.
(QS. Yasin/36:11)
إِنَّ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ
Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhan mereka dalam keadaan tersembunyi akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar.
(QS. al-Mulk/67:12).
Orang bermaksiat, ketika sendirian bermaksiat. Maka kewajibannya adalah terus bertaubat, mereka akan mendapatkan ampunan dan balasan yang melimpah.
FUTUR itu sebuah penyakit yang menimpa orang-orang yang kuat imannya, yang istiqamah. Futur adalah dia diam setelah bergerak, setelah melakukan jalan ketaatan kembali ke kubangan maksiat.
DIANTARA KAIDAH FUTUR
KAIDAH PERTAMA : Seluruh makhluk bisa saja terkena futur, kenapa?
Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda:
كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ.
"Setiap anak Adam adalah bersalah dan sebaik-baiknya orang yang melakukan kesalahan adalah mereka yang mau bertaubat."
(HR. At-Tirmidzi no. 2499, Ibnu Majah no. 4251, Ahmad III/198, al-Hakim IV/244, dari Anas)
Pelajaran hadits ini, setiap kita melakukan dosa dan maksiat, diantara sebabnya adalah :
1. Sumpah iblis.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ
Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya."
(QS. Shaad : 83)
إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ ٱلْمُخْلَصِينَ
"Kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlas di antara mereka."
(QS. Shaad : 84)
Ayat yang lain,
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ﴿١٦﴾ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ ۖ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
Iblis menjawab, 'Karena Engkau telah menghukumku tersesat, maka saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan-Mu yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.
(QS.Al-A'râf/7:16-17)
2. Teman yang buruk.
Nabi Shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda,
الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
"Seseorang itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu, salah satu di antara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan teman."
(HR Abu Dawud no. 4833 dan at-Tirmidzi no. 2378).
3. Sifat yang ada pada dirinya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang futur,
قُل لَّوْ أَنتُمْ تَمْلِكُونَ خَزَآئِنَ رَحْمَةِ رَبِّىٓ إِذًا لَّأَمْسَكْتُمْ خَشْيَةَ ٱلْإِنفَاقِ ۚ وَكَانَ ٱلْإِنسَٰنُ قَتُورًا
Katakanlah: "Kalau seandainya kamu menguasai perbendaharaan-perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya". Dan adalah manusia itu sangat kikir.
(QS. Al-Isra ayat 100)
Ayat lain,
وَلَئِنْ أَذَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ مِنَّا رَحْمَةً ثُمَّ نَزَعْنَٰهَا مِنْهُ إِنَّهُۥ لَيَـُٔوسٌ كَفُورٌ
Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat (nikmat) dari Kami, kemudian rahmat itu Kami cabut daripadanya, pastilah dia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih.
(QS. Hud : 9)
وَلَئِنْ أَذَقْنَٰهُ نَعْمَآءَ بَعْدَ ضَرَّآءَ مَسَّتْهُ لَيَقُولَنَّ ذَهَبَ ٱلسَّيِّـَٔاتُ عَنِّىٓ ۚ إِنَّهُۥ لَفَرِحٌ فَخُورٌ
Dan jika Kami rasakan kepadanya kebahagiaan sesudah bencana yang menimpanya, niscaya dia akan berkata: "Telah hilang bencana-bencana itu daripadaku"; sesungguhnya dia sangat gembira lagi bangga
(QS. Hud : 10)
Tentang Qarun,
قَالَ إِنَّمَآ أُوتِيتُهُۥ عَلَىٰ عِلْمٍ عِندِىٓ ۚ
Karun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku".
(QS. Al-Qashash : 78)
KAIDAH KEDUA : Hati manusia sebersih apapun, pasti ia akan berbalik kepada maksiat.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
ما مِن قَلبٍ إلَّا بيْنَ أُصبُعينِ مِن أَصابعِ الرَّحمنِ إنْ شاءَ أَقامَه، وإنْ شاءَ أَزاغَه.
"Tidak ada hati kecuali berada di antara dua jari Allah 'Azza wa Jalla. Jika Allah berkehendak Allah akan meluruskannya, dan jika Allah berkehendak maka Allah akan memalingkannya."
(HR. Ibnu majah)
Dan dahulu Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda sering berdoa:
يَا مُثَبِّتَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قُلُوبَنَا عَلَى دِينِكَ
"Wahai yang membolak-balikkan hati, tetapkan hatiku di atas agamaMu."
(HR. Ibnu Majah)
Dan hadits dalam masalah hati banyak.
Aisyah radhiyallahu anha mengatakan, Wahai Rasulullah berdoalah untukku.' Beliau pun berkata,
اللَّهمَّ اغفِرْ لِعائشةَ ما تقدَّم مِن ذنبِها وما تأخَّر ما أسرَّتْ وما أعلَنَتْ
"Ya Allah ampunilah Aisyah dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang, yang sembunyi-sembunyi dan terang-terangan.'
Maka Aisyah tertawa hingga kepalanya tertunduk ke pangkuannya. Maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bertanya kepadanya,
أيسُرُّكِ دعائي
Apakah doaku membuatmu gembira?'
Aisyah pun menjawab, 'Tentu aku sangat senang dengan doa itu.'
Maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
واللهِ إنَّها لَدعائي لِأُمَّتي في كلِّ صلاةٍ
'Demi Allah sesungguhnya itulah doaku untuk umatku di setiap shalat'."
(HR. Al-Bazzar dan dihasankan oleh Syaikh al-Albani rahimahullah dalam ash-Shahihah 2254).
KAIDAH KETIGA : Iman itu bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan maksiat.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتْهُمْ إِيمَٰنًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal."
(QS. Al-Anfal : 2)
KAIDAH KEEMPAT : Tetapnya qalbu seseorang dalam ketaatan sangat sulit karena tercampur dengan kesibukan dunia. Ini tidak termasuk kemunafikan.
رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ – لَقِيَنِى أَبُو بَكْرٍ فَقَالَ كَيْفَ أَنْتَ يَا حَنْظَلَةُ قَالَ قُلْتُ نَافَقَ حَنْظَلَةُ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ مَا تَقُولُ قَالَ قُلْتُ نَكُونُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُذَكِّرُنَا بِالنَّارِ وَالْجَنَّةِ حَتَّى كَأَنَّا رَأْىَ عَيْنٍ فَإِذَا خَرَجْنَا مِنْ عِنْدِ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَافَسْنَا الأَزْوَاجَ وَالأَوْلاَدَ وَالضَّيْعَاتِ فَنَسِينَا كَثِيرًا قَالَ أَبُو بَكْرٍ فَوَاللَّهِ إِنَّا لَنَلْقَى مِثْلَ هَذَا. فَانْطَلَقْتُ أَنَا وَأَبُو بَكْرٍ حَتَّى دَخَلْنَا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قُلْتُ نَافَقَ حَنْظَلَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « وَمَا ذَاكَ ». قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ نَكُونُ عِنْدَكَ تُذَكِّرُنَا بِالنَّارِ وَالْجَنَّةِ حَتَّى كَأَنَّا رَأْىَ عَيْنٍ فَإِذَا خَرَجْنَا مِنْ عِنْدِكَ عَافَسْنَا الأَزْوَاجَ وَالأَوْلاَدَ وَالضَّيْعَاتِ نَسِينَا كَثِيرًا. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ إِنْ لَوْ تَدُومُونَ عَلَى مَا تَكُونُونَ عِنْدِى وَفِى الذِّكْرِ لَصَافَحَتْكُمُ الْمَلاَئِكَةُ عَلَى فُرُشِكُمْ وَفِى طُرُقِكُمْ وَلَكِنْ يَا حَنْظَلَةُ سَاعَةً وَسَاعَةً ». ثَلاَثَ مَرَّاتٍ
Dari Hanzholah Al Usayyidiy -beliau adalah di antara juru tulis Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam-, ia berkata, "Abu Bakr pernah menemuiku, lalu ia berkata padaku, "Bagaimana keadaanmu wahai Hanzhalah?" Aku menjawab, "Hanzhalah kini telah jadi munafik." Abu Bakr berkata, "Subhanallah, apa yang engkau katakan?" Aku menjawab, "Kami jika berada di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, kami teringat neraka dan surga sampai-sampai kami seperti melihatnya di hadapan kami. Namun ketika kami keluar dari majelis Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam dan kami bergaul dengan istri dan anak-anak kami, sibuk dengan berbagai urusan, kami pun jadi banyak lupa." Abu Bakr pun menjawab, "Kami pun begitu."
Kemudian aku dan Abu Bakr pergi menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu aku berkata, "Wahai Rasulullah, jika kami berada di sisimu, kami akan selalu teringat pada neraka dan surga sampai-sampai seolah-olah surga dan neraka itu benar-benar nyata di depan kami. Namun jika kami meninggalkan majelismu, maka kami tersibukkan dengan istri, anak dan pekerjaan kami, sehingga kami pun banyak lupa."
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu bersabda, "Demi Rabb yang jiwaku berada di tangan-Nya. Seandainya kalian mau kontinu dalam beramal sebagaimana keadaan kalian ketika berada di sisiku dan kalian terus mengingat-ingatnya, maka niscaya para malaikat akan menjabat tangan kalian di tempat tidurmu dan di jalan. Namun Hanzhalah, lakukanlah sesaat demi sesaat." Beliau mengulanginya sampai tiga kali.
(HR. Muslim no. 2750).
POTRET - POTRET FUTUR
1. Kerasnya qalbu (hati).
Susahnya untuk khusyu', susahnya menangis karena takut kepada Allah. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
فَوَيْلٌ لِّلْقَٰسِيَةِ قُلُوبُهُم مِّن ذِكْرِ ٱللَّهِ
"Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah."
(QS. Az-Zumar: 22)
2. Meremehkan dalam mengerjakan ketaatan.
3. Membenci orang-orang shaleh.
Umar pernah berkata :
جالسوا التوابين فإنهم أرق أفئدة
"Duduklah dengan orang-orang yang bertaubat, sesungguhnya mereka menjadikan segala sesuatu lebih berfaedah."
4. Matinya rasa keagamaan didalam hati seseorang ketika melihat kemungkaran, senang melihat maksiat.
5. Tidak bersyukur dapat nikmat dan tidak bersabar mendapat ujian.
Salah satu obat futur adalah kembali kepada ilmu agama.
(Catatan Daurah bersama Ustadz Ahmad Zainuddin Al-Banjari Lc. hafizhahullahu Ta'ala pada hari Ahad tanggal 10 Sya'ban 1446 H / 9 Februari 2025 M ba'da Shubuh di Masjid Umar bin Khattab Pekanbaru)

Kebaikan Tinggalkan Maksiat

Mengapa Malaikat dan Iblis Sujud Kepada Adam ?

Bahaya Maksiat Ketika Bersendirian

Futur, Penyebab dan Solusinya

Dampak antara Shalat dan Maksiat Terhadap Rezki
