BMRI 9M25: Laba Bersih -10% YoY, Sejalan Ekspektasi
Jakarta - Bank Mandiri ($BMRI) mencatatkan laba bersih sebesar 13,3 triliun rupiah pada 3Q25 (-14% YoY,
+18% QoQ). Hasil ini membuat laba bersih selama 9M25 mencapai 37,7 triliun
rupiah (-10% YoY), sejalan dengan ekspektasi karena setara 75% estimasi 2025F
konsensus (vs. 9M24: 75% realisasi 2024).
Dilansir media ini daristockbit.com, Secara umum,
kinerja pada 3Q25 memiliki tren yang sejalan dengan kinerja 9M25, di mana laba
bersih menurun secara tahunan akibat: 1) Pre–Provision Operating Profit yang
lemah akibat lonjakan opex di tengah Net Interest Income (NII) yang hanya
tumbuh low–single digit; dan 2) kenaikan beban provisi +22%/+10% YoY pada
3Q25/9M25.
Manajemen BMRI mempertahankan guidance 2025 untuk loan
growth, Net Interest Margin (NIM), dan Cost of Credit (CoC). Untuk 2026,
manajemen mengindikasikan loan growth berpotensi lebih tinggi dan berupaya
mempertahankan level NIM di era suku bunga yang lebih rendah.
PPOP Turun Akibat Lonjakan Opex di Tengah Pertumbuhan NII yang Cenderung
Rendah
Sejalan dengan guidance yang diberikan manajemen pada
earnings call 1H25, opex masih naik signifikan pada 3Q25 (+25% YoY), sehingga
menekan PPOP turun -9% YoY pada 3Q25 dan -7% YoY selama 9M25. Manajemen
mempertahankan guidance bahwa kenaikan opex selama 2025 akan bertahan di
kisaran 25% dan akan ternormalisasi (flat secara tahunan) pada 2026. Kenaikan
opex terjadi di tengah NII yang hanya tumbuh +1%/+5% YoY pada 3Q25/9M25 seiring
tekanan pada Cost of Fund (CoF). Penurunan CoF dari injeksi likuiditas
pemerintah baru terefleksi pada September 2025, di mana MTD CoF sudah turun ke
level 2,33% (vs. 1H25: 2,46%; 9M25: 2,43%). Non–Interest Income (Non–II,
termasuk net insurance income) relatif solid dengan tumbuh +8%/+5% YoY pada
3Q25/9M25.
Kualitas Aset Terjaga, CoC di Bawah Guidance
NPL dan LAR menurun per September 2025 (vs. Juni 2025)
masing–masing ke level 1,19% dan 6,48%. Beban provisi mengalami kenaikan +22%
YoY pada 3Q25 tetapi hanya naik +10% YoY selama 9M25, sehingga CoC selama 9M25
tercatat di level 0,7% dan di bawah guidance 2025 (0,8–1%). Dengan ekspektasi
kualitas aset yang terjaga (LAR dan NPL stabil) pada 4Q25, posisi CoC pada
akhir tahun berpotensi lebih rendah dari guidance 2025.
Indikasi untuk 2026: Higher Loan Growth, Lower Loan Yield vs. CoF Dynamic
Manajemen BMRI belum memberikan guidance resmi untuk 2026,
tetapi mengindikasikan bahwa pertumbuhan kredit berpotensi lebih tinggi pada
tahun depan (vs. guidance 2025: +8–10% YoY) seiring perbaikan makro–ekonomi
yang didorong belanja pemerintah dan tren penurunan suku bunga. Tantangan lebih
terlihat dari sisi margin, menurut manajemen BMRI, di mana loan yield
berpotensi mengalami tekanan seiring pelonggaran likuiditas yang meningkatkan
kompetisi. Di tengah tekanan loan yield, BMRI berharap dapat mempertahankan NIM
di level yang relatif stabil dengan penurunan CoF. (*)
Dibayar Pertengahan Januari 2026, BBRI Tebar Dividen Interim Rp137 Per Saham
Harga Saham ANTM Naik Tipis
PANI Cetak Laba Tertinggi Sejarah, Pendapatan Melesat 48 Persen
CBDK Cetak Laba Rp1,4 Triliun hingga Kuartal III, Melonjak 74 Persen
Saham TOBA Bangkit di Sesi I Perdagangan Hari Ini