Wamendagri Bima Arya Tekankan Pentingnya Keselarasan Pertumbuhan Ekonomi dan Pelestarian Budaya
datanews.id - Kamis, 07 Agustus 2025 22:48 WIB

datanews.id -Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto menekankan pentingnya keselarasan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian budaya. Hal ini disampaikan Bima dalam acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XI Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) Tahun 2025 yang digelar di Hotel Tentrem, Yogyakarta, Rabu (6/8/2025).
Bima menegaskan, pelestarian kota pusaka merupakan instrumen konkret dalam mendukung program Asta Cita, khususnya pada misi yang menitikberatkan kesejahteraan masyarakat dalam harmoni dengan lingkungan, alam, dan budaya.
Ia menyampaikan terdapat tiga landasan utama dalam penguatan kota pusaka. Pertama, kota pusaka tidak hanya menyangkut aspek keindahan, tetapi juga memiliki potensi sebagai dasar penguatan ekonomi. Kedua, pelestariannya harus bersifat berkelanjutan dan lintas kepemimpinan. Ketiga, kota pusaka memiliki peran penting dalam memperkuat identitas budaya dan karakter kota.
"Kalau itu [bisa] kita sama kan frekuensinya, maka urusan budaya dan pusaka ini jadi modal luar biasa untuk menuju Indonesia Emas 2045. Sebab kota pusaka ini bisa meningkatkan pendapatan per kapita, menurunkan kemiskinan, dan lain-lain," kata Bima.
Lebih lanjut, Bima menyoroti sejumlah pemerintah daerah (Pemda) yang hanya berfokus pada pertumbuhan ekonomi berkelanjutan namun mengabaikan aspek pelestarian budaya. Menurutnya, budaya dan ekonomi seharusnya berjalan beriringan sebagai satu kesatuan identitas daerah.
"Karena ngejar angka-angka cepat, tetapi pelestarian budayanya dikorbankan," ujarnya.
Bima juga menekankan pentingnya memanfaatkan potensi budaya dan pariwisata untuk meningkatkan nilai ekonomi daerah. Ia mencontohkan Kabupaten Buton Tengah (Buteng) yang memiliki kekayaan laut dan potensi wisata unik yang dapat dioptimalkan.
Namun demikian, ia mengakui bahwa menyelaraskan pembangunan ekonomi dengan pelestarian budaya dan warisan sejarah bukanlah perkara mudah. Diperlukan upaya untuk menjaga keseimbangan antara berbagai aspek pembangunan.
"Di sinilah sebetulnya kita saling menguatkan. Bukan untuk menihilkan yang lain, bukan. Tapi untuk menyandingkan ini, menyandingkan antara economic growth dan warisan budaya tadi," ungkapnya.
Lebih jauh, Bima mendorong kepala daerah agar meningkatkan imajinasi dan kolaborasi dalam mengelola potensi wisata dan budaya. Ia menyarankan agar kolaborasi dilakukan dengan komunitas budayawan, sejarawan, hingga arsitek melalui forum JKPI.
Bima menegaskan, pelestarian kota pusaka merupakan instrumen konkret dalam mendukung program Asta Cita, khususnya pada misi yang menitikberatkan kesejahteraan masyarakat dalam harmoni dengan lingkungan, alam, dan budaya.
Ia menyampaikan terdapat tiga landasan utama dalam penguatan kota pusaka. Pertama, kota pusaka tidak hanya menyangkut aspek keindahan, tetapi juga memiliki potensi sebagai dasar penguatan ekonomi. Kedua, pelestariannya harus bersifat berkelanjutan dan lintas kepemimpinan. Ketiga, kota pusaka memiliki peran penting dalam memperkuat identitas budaya dan karakter kota.
"Kalau itu [bisa] kita sama kan frekuensinya, maka urusan budaya dan pusaka ini jadi modal luar biasa untuk menuju Indonesia Emas 2045. Sebab kota pusaka ini bisa meningkatkan pendapatan per kapita, menurunkan kemiskinan, dan lain-lain," kata Bima.
Lebih lanjut, Bima menyoroti sejumlah pemerintah daerah (Pemda) yang hanya berfokus pada pertumbuhan ekonomi berkelanjutan namun mengabaikan aspek pelestarian budaya. Menurutnya, budaya dan ekonomi seharusnya berjalan beriringan sebagai satu kesatuan identitas daerah.
"Karena ngejar angka-angka cepat, tetapi pelestarian budayanya dikorbankan," ujarnya.
Bima juga menekankan pentingnya memanfaatkan potensi budaya dan pariwisata untuk meningkatkan nilai ekonomi daerah. Ia mencontohkan Kabupaten Buton Tengah (Buteng) yang memiliki kekayaan laut dan potensi wisata unik yang dapat dioptimalkan.
Namun demikian, ia mengakui bahwa menyelaraskan pembangunan ekonomi dengan pelestarian budaya dan warisan sejarah bukanlah perkara mudah. Diperlukan upaya untuk menjaga keseimbangan antara berbagai aspek pembangunan.
"Di sinilah sebetulnya kita saling menguatkan. Bukan untuk menihilkan yang lain, bukan. Tapi untuk menyandingkan ini, menyandingkan antara economic growth dan warisan budaya tadi," ungkapnya.
Lebih jauh, Bima mendorong kepala daerah agar meningkatkan imajinasi dan kolaborasi dalam mengelola potensi wisata dan budaya. Ia menyarankan agar kolaborasi dilakukan dengan komunitas budayawan, sejarawan, hingga arsitek melalui forum JKPI.
SHARE:
Tags
Berita Terkait

Wamendagri Bima Dorong Pemkot Bandung Lakukan Inovasi Pendanaan Alternatif

Wamendagri Bima Ajak Pemda Perkuat Strategi Penanggulangan Pemanasan Global

Wamendagri Ribka Harap Pembangunan 2.200 Unit Rumah Dorong Pemberdayaan OAP

Wamendagri Bima Arya Jelaskan MBG dan Kopdeskel Merah Putih di ASUF 2025

Wamendagri Bima Arya Ingatkan Penggunaan Modal Usaha Kopdeskel Merah Putih Harus Tepat Sasaran

Peringati HUT Ke-11 Kabupaten Buteng, Wamendagri Bima Arya Dorong Optimalisasi Sektor Pariwisata
Komentar