Beratnya Perkara Hutang

Oleh : Muhammad Abduh Tuasikal
Rio Agusri - Rabu, 26 Juni 2024 05:00 WIB
Beratnya Perkara Hutang
Ilustrasi (Foto int)


Al Munawi mengatakan, "Orang seperti ini akan dikumpulkan bersama golongan pencuri dan akan diberi balasan sebagaimana mereka." (Faidul Qodir, 3/181)


Ibnu Majah membawakan hadits di atas pada Bab "Barangsiapa berhutang dan berniat tidak ingin melunasinya."


Ibnu Majah juga membawakan riwayat lainnya. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


مَنْ أَخَذَ أَمْوَالَ النَّاسِ يُرِيدُ إِتْلاَفَهَا أَتْلَفَهُ اللَّهُ


"Barangsiapa yang mengambil harta manusia, dengan niat ingin menghancurkannya, maka Allah juga akan menghancurkan dirinya." (HR. Bukhari no. 18 dan Ibnu Majah no. 2411). Di antara maksud hadits ini adalah barangsiapa yang mengambil harta manusia melalui jalan hutang, lalu dia berniat tidak ingin mengembalikan hutang tersebut, maka Allah pun akan menghancurkannya.Ya Allah, lindungilah kami dari banyak berhutang dan enggan untuk melunasinya.


Masih Ada Hutang, Enggan Disholati


Dari Salamah bin Al Akwa' radhiyallahu 'anhu, beliau berkata:


Kami duduk di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Lalu didatangkanlah satu jenazah. Lalu beliau bertanya, "Apakah dia memiliki hutang?" Mereka (para sahabat) menjawab, "Tidak ada." Lalu beliau mengatakan, "Apakah dia meninggalkan sesuatu?". Lantas mereka (para sahabat) menjawab, "Tidak." Lalu beliau shallallahu 'alaihi wa sallam menyolati jenazah tersebut.


Kemudian didatangkanlah jenazah lainnya. Lalu para sahabat berkata, "Wahai Rasulullah shalatkanlah dia!" Lalu beliau bertanya, "Apakah dia memiliki hutang?" Mereka (para sahabat) menjawab, "Iya." Lalu beliau mengatakan, "Apakah dia meninggalkan sesuatu?" Lantas mereka (para sahabat) menjawab, "Ada, sebanyak 3 dinar." Lalu beliau mensholati jenazah tersebut.


Kemudian didatangkan lagi jenazah ketiga, lalu para sahabat berkata, "Shalatkanlah dia!" Beliau bertanya, "Apakah dia meningalkan sesuatu?" Mereka (para sahabat) menjawab, "Tidak ada." Lalu beliau bertanya, "Apakah dia memiliki hutang?" Mereka menjawab, "Ada tiga dinar." Beliau berkata, "Shalatkanlah sahabat kalian ini." Lantas Abu Qotadah berkata, "Wahai Rasulullah, shalatkanlah dia. Biar aku saja yang menanggung hutangnya." Kemudian beliau pun menyolatinya." (HR. Bukhari no. 2289)


Dosa Hutang Tidak Akan Terampuni Walaupun Mati Syahid


Dari 'Abdillah bin 'Amr bin Al 'Ash, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


يُغْفَرُ لِلشَّهِيدِ كُلُّ ذَنْبٍ إِلاَّ الدَّيْنَ


"Semua dosa orang yang mati syahid akan diampuni kecuali hutang." (HR. Muslim no. 1886)


Oleh karena itu, seseorang hendaknya berpikir: "Mampukah saya melunasi hutang tersebut dan mendesakkah saya berhutang?"Karena ingatlah hutang pada manusia tidak bisa dilunasi hanya dengan istighfar.


Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam Sering Berlindung dari Berhutang Ketika Shalat


Bukhari membawakan dalam kitab shohihnya pada Bab "Siapa yang berlindung dari hutang". Lalu beliau rahimahullah membawakan hadits dari 'Urwah, dari 'Aisyah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


كَانَ يَدْعُو فِى الصَّلاَةِ وَيَقُولُ « اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ » . فَقَالَ لَهُ قَائِلٌ مَا أَكْثَرَ مَا تَسْتَعِيذُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مِنَ الْمَغْرَمِ قَالَ « إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَرِمَ حَدَّثَ فَكَذَبَ وَوَعَدَ فَأَخْلَفَ » .


"Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam biasa berdo'a di akhir shalat (sebelum salam): ALLAHUMMA INNI A'UDZU BIKA MINAL MA'TSAMI WAL MAGHROM (Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari berbuat dosa dan banyak utang)."


Lalu ada yang berkata kepada beliau shallallahu 'alaihi wa sallam, "Kenapa engkau sering meminta perlindungan adalah dalam masalah hutang?" Lalu Rasulullahshallallahu 'alaihi wa sallambersabda, "Jika orang yang berhutang berkata, dia akan sering berdusta. Jika dia berjanji, dia akan mengingkari." (HR. Bukhari no. 2397)


Al Muhallab mengatakan, "Dalam hadits ini terdapat dalil tentang wajibnya memotong segala perantara yang menuju pada kemungkaran. Yang menunjukkan hal ini adalah do'a Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika berlindung dari hutang dan hutang sendiri dapat mengantarkan pada dusta." (Syarh Ibnu Baththol, 12/37)


Adapun hutang yang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berlindung darinya adalah tiga bentuk hutang:


[1] Hutang yang dibelanjakan untuk hal-hal yang dilarang oleh Allah dan dia tidak memiliki jalan keluar untuk melunasi hutang tersebut.


[2] Berhutang bukan pada hal yang terlarang, namun dia tidak memiliki cara untuk melunasinya. Orang seperti ini sama saja menghancurkan harta saudaranya.


[3] Berhutang namun dia berniat tidak akan melunasinya. Orang seperti ini berarti telah bermaksiat kepada Rabbnya.


Orang-orang semacam inilah yang apabila berhutang lalu berjanji ingin melunasinya, namun dia mengingkari janji tersebut. Dan orang-orang semacam inilah yang ketika berkata akan berdusta. (Syarh Ibnu Baththol, 12/38)


Itulah sikap jelek orang yang berhutang sering berbohong dan berdusta. Semoga kita dijauhkan dari sikap jelek ini.


Kenapa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sering berlindung dari hutang ketika shalat?


Ibnul Qoyyim dalamAl Fawa'id(hal. 57, Darul Aqidah) mengatakan,


"Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam meminta perlindungan kepada Allah dari berbuat dosa dan banyak hutang karena banyak dosa akan mendatangkan kerugian di akhirat, sedangkan banyak utang akan mendatangkan kerugian di dunia."

SHARE:
Tags
Berita Terkait
Terhina Karena Hutang

Terhina Karena Hutang

Mudahkanlah Orang yang Berhutang Padamu

Mudahkanlah Orang yang Berhutang Padamu

Trik Melunasi Hutang Riba

Trik Melunasi Hutang Riba

Komentar
Berita Terbaru