Detik-Detik Menjelang Wafatnya Rasulullah #2

Setelah dimandikan, jenazah Rasûlullâh dikafankan dengan tiga lapis kain berwarna putih. Beliau tidak dipakaikan baju dan juga surban. Lalu para Sahabat menyalati Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri-sendiri tanpa ada seorang imam yang mengimami mereka. Shalat jenazah diawali oleh kaum laki-laki dewasa, kemudian anak-anak kecil, lalu para wanita dan terakhir para budak. Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam dimakamkan pada Rabu ditempat Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam wafat yaitu di rumah ummul Mukminin Aisyah Radhiyallahu anhuma yang berada di luar masjid Nabawi kala itu. Ketika hendak menggali kubur Rasûlullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam , para para Sahabat kembali berselisih pendapat tentang bagaimana kuburan Rasûlullâh? Apakah dibuatkan lahat, atau hanya dibuatkan sebuah lubang begitu saja? Pada saat itu, di Madinah ada dua penggali kubur, yang satu menggali dengan membuat lahat, sementara yang satu lagi hanya berupa lubang biasa saja. Karena tidak bisa memutuskan, akhirnya para Sahabat sepakat untuk melakukan shalat Istikharah untuk memohon petunjuk kepada Allâh Azza wa Jalla lalu setelah mereka itu mereka mengirim utusan kepada dua orang penggali kuburan itu, siapapun diantara dua orang ini yang datang, maka dialah yang menggali kubur Rasûlullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan caranya sendiri. Ternyata yang lebih dahulu datang adalah orang yang biasa menggali kuburan dengan ditambahkan lahat. Akhirnya kuburan Rasûlullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam dibuatkan lahat.
Rasûlullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam dimakamkan dengan beralaskan sebuah kain merah, kemudian setelah itu, sebuah batu ditancapkan di atasnya. Kuburan Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam ditinggikan sekitar satu jengkal dari tanah semula. Setelah pemakaman selesai, Anas Radhiyallahua anhu lewat didepan rumah Fathimah binti Rasûlullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam . Fathimah Radhiyallahu anhuma berkata kepada Anas Radhiyallahua anhu, "Wahai Anas! Apakah kalian sanggup menimbunkan pasir ke jenazah Rasûlullâh?!"
Wahai saudara-saudaraku, kaum Muslimin dan Muslimat! Setiap orang yang meninggal dunia itu memiliki warisan. Namun Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak mewariskan atau tidak meninggalkan dirham apalagi dinar, tidak juga kambing atau unta. Para Nabi itu tidak boleh diwarisi. Harta yang mereka tinggalkan ketika mereka meninggal dunia menjadi sedekah, bukan harta yang diwariskan. Ketika wafat, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam meninggalkan warisan yang begitu agung. Mestinya, semua kaum Muslimin berlomba-lomba untuk mendapatkannya. Tidak boleh ada seorang pun yang dihalanginya dari warisan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tersebut juga tidak boleh menghalangi jika ada orang terus ingin mendapatkan tambahan dari warisannya n . Semua kaum Muslimin berhak mengambil apapun yang mereka kehendaki dari warisan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tersebut. Diantara manusia, ada yang mengambilnya untuk dirinya sendiri, ada juga yang menolong orang lain untuk mendapatkannya, dengan mendukung dan menyokong sekolah-sekolah, ma'ad-ma'had dan mejelis-majelis yang mengajarkan al-haq. Itulah ilmu yang merupakan warisan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang tidak akan pernah habis dan tidak akan pernah hilang sampai hari kiamat. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ، وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا، وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ فَقَدْ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
Sesungguhnya para Ulama itu adalah pewaris para Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam . dan sesungguhnya para Nabi itu tidak meninggalkan dinar juga tidak dirham, namun mereka hanya mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambilnya, berarti dia telah mengambil bagian yang banyak
PELAJARAN PENTING
Kaum Muslimin! sesungguhnya apa yang kita bahas tadi tentang kematian Rasûlullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam merupakan hal yang sangat besar yang telah menimpa umat. Dan apa yang telah disampaikan dari awal sampai akhir tentang kematian Rasûlullâh adalah bersumber dari riwayat yang shahih, tidak ada satupun yang saya sampaikan dari riwayat yang dha'if apalagi palsu. Semoga kita bisa mengambil dan memetik pelajaran dari kisah kematian Rasûlullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam. dan tidak diragukan lagi, bahwa semua kejadian terkait wafatnya Rasûlullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam mengandung pelajaran penting bagi kita. Saya sudah menyampaikannya dengan panjang lebar, karena pembahasan ini memang harus dibahas dengan panjang lebar dan tidak boleh ada rasa bosan untuk mengikutinya. Bagaimana mungkin ada rasa bosan yang menghinggapi hati seseorang yang sedang menyimak kisah kematian orang yang sangat dicintainya yaitu Rasûlullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam . Namun supaya lebih bermanfaat, saya menyebutkan beberapa pelajaran penting. Diantara pelajaran penting yang bisa kita ambil dari kisah kematian Nabi Muhammad adalah:
1. Setiap Mukmin harus mengambil pelajaran dari kisah kematian Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam . Beliau adalah khalîlullâh (kekasih Allâh), meski demikian, Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam tetap mengalami kematian. Jika seandainya ada orang yang berhak hidup kekal di dunia, tentu Rasûlullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam diantara yang berhak untuk kekal di dunia. Akan tetapi, Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam justru mengalami kematian, bahkan Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan kedudukannya sebagai seorang Nabi, Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam mengalamisakaratul mautyang luar biasa.
Bagaimana mungkin kita tidak mengambil pelajaran dari kisah wafatnya Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam ?! Beliau adalah rasul termulia dan imam bagi semua orang yang bertakwa.
Setelah menyima' dan membaca kisah ini, masih adakah orang yang menyangka atau meyakini bahwa dia tidak akan mati??? Demi Allâh! Rabbnya Ka'bah! Tidak akan ada seorang pun yang kekal hidup di dunia. Allâh Azza wa Jalla berfirman :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
Setiap jiwa pasti akan mengalami kematian.[Ali Imran/3:185]
Maka, berbahagialah orang yang bisa mengambil pelajaran dari kisah ini serta sudah mulai melakukan persiapan untuk menghadapi kematian yang pasti akan mendatanginya! Dia melakukan persiapan terus-menerus sebelum terlambat, karena kedatangan malaikat pencabut nyawa tanpa didahului pemberitahuan. Betapa banyak orang yang kita cintai meninggal dihadapan kita, padahal sebelumnya dia berharap bisa mengikuti pemakaman orang tuanya. Namun takdir menetapkan lain, justru dialah yang dimakamkan oleh kedua orang tuanya.
Bahkan terkadang ada orang yang tidur seranjang dengan orang yang dicintainya dan berharap mereka menikmati udara segar bersama-sama ketika mereka bangun. Namun kenyataan berkata lain, salah seorang diantaranya, meninggal di atas kasurnya.

Dosen UIN Ar Raniry Isi Tausiah Ramadhan Di Masjid Agung Sigli

Inilah Misi Utama Dakwah Rasulullah

Masjid Pertama yang Dibangun Rasulullah

SD Negeri 4 Sigli Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW

Benarkah Umar Bin Khattab Pernah Dimarahi Istrinya ?
