Ketika Harga Barang Melonjak Tinggi

Maka beliau menjawab,
"Lalu apa yang membuat kalian resah dengan hal itu? Sesungguhnya Dzat Yang memberi rizki kepada kita di saat harga murah, Dia juga Yang akan memberi rizki kepada kita di saat harga mahal" (Hilyatul Auliya, 3/239).
Demikianlah, para salafuna shaleh selalu mengembalikan segala kesulitan hidupnya kepada Allah 'Azza wa Jalla.Mereka tak panik dan frustasi dengan harga-harga kebutuhan hidup yang semakin mahal, kerena semua ini tak terlepas dari kehendak Allah 'Azza wa Jallayang semua ada hikmahnya. Allah Maha Mengetahui segala yang terjadi serta terbaik untuk hambanya. Tak sepantasnya seorang mukmin mencela kondisi ini meski banyak perkara yang membuatnya sengsara. Saat itulah kita diuji akankah kita beriman dan yakin sepenuhnya akan ketetapan Allah 'Azza wa Jalla. Hasan Al-Bashrirahimahullahberkata,
"Barangsiapa yang ridha terhadap apa yang menjadi suratan hidupnya, maka jiwanya akan merasa lapang menerima hal itu, dan Allah akan memberkatinya, namun barangsiapa yang tidak ridha maka pandangannya menjadi sempit dan juga Allah tidak memberkatinya" (Tazkiyatun Nafs,hal. 107).
Para salaf dahulu sungguh menakjubkan prinsip hidupnya, ujian dunia dengan segala liku-likunya tak membuat goyah imannya, justru lebih memacunya untuk fokus mencari akhirat. Karena dalam pandangan mereka dunia ini medan ujian dan justru perkara-perkara yang menyulitkan akan berbuah pahala. Krisis ekonomi tak menjadikan strees , karena faktor ketawakalan mereka tinggi kepada Allah 'Azza wa Jalla.
Justru di zaman fitnah saat ini seorang mukmin harus memperkuat kesabaran dan lebih mendekatkan diri kepada Allah 'Azza wa Jalla. Dunia bukan segalanya dan yakinlah setelah badai kesulitan akan ada kemudahan. Utsman Ibnu Sammakrahimahullahberkata :
"Dunia itu seluruhnya sedikit. Dan yang masih tersisa darinya sedikit. Bagianmu dari sisa itu juga sedikit. Dan tidak tersisa dari bagianmu yang sedikit itu melainkan sedikit. Engkau sekarang berada di negeri kesabaran. Besok, engkau akan berada di negerijazaa' (pembalasan). Maka belilah dirimu (dengan melakukan amalan shalih), semoga engkau selamat" (As Siyar, 8/330).
Sesulit apapun kondisi ekonomi terjadi tetaplah optimis dan selalu banyak bersyukur kepada Allah 'Azza wa Jallakita masih bisa menikmati hidayah Islam dan mengenal sunnah RasulullahShalallahu'alaihi wa sallam. Allah 'Azza wa Jallamemberi kesempatan hidup dan beribadah kepada-Nya meski dalam tekanan ekonomi yang menjerat kuat. Bersyukurlah niscaya akan dimudahkan jalannya menuju kehidupan ekonomi yang lebih baik. Allah 'Azza wa Jallaberfirman:
"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim: 7).
Selain itu seorang mukmin agar hatinya lapang dalam setiap situasi hendaklah selalu memperbanyak istighfar. Sebagaimana hadits dari sahabat Ibnu Abbasradhiallahu'anhu, bahwa Rasulullahshallallahu'alaihi wasallambersabda
"Siapa yang memperbanyak istighfar maka Allah akan menjadikan untuknya kelapangan dari setiap kegundahan, jalan keluar dari setiap kesempitan, dan Dia memberikan rezeki untuknya dari jalan yang tidak terduga."(HR. Ahmad no.2234, Syaikh Syu'aib Al Arnauth mengatakan: "sanadnya lemah").
Sangat mulia dan lengkaplah tuntunan Islam dalam memecahkan segala manusia. Dan keimanan dan ketakwaan kepada Allah 'Azza wa Jallaadalah modal utama agar manusia kuat dan tegar menghadapi badai kehidupan, yang penting jangan karena harga-harga melambung lantas tergoda berbuat dosa dan melakukan larangan-larangan Allah 'Azza wa Jalla,perbanyak taubat.
Dan hendaknya tawakal hanya kepada-Nya, selalu merasa cukup dengan nikmat dan pemberian-Nya niscaya hati bahagia. Jangan iri dengan kenikmatan yang diberikan kepada orang lain, semua rizki tak akan tertukar. Dari Abu Hurairahradhiallahu'anhuia berkata, RasulullahShallallahu'alaihi wa sallambersabda:
"Lihatlah orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat orang yang berada di atasmu, karena yang demikian itu lebih patut, agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu" (HR. Al Bukhari – Muslim).
Semoga Allah 'Azza wa Jallamemberikan karunia-Nya semangat optimisme, lapang dada, dan tidak mudah mengeluh menghadapi semua kesulitan dunia ini, memberi kemudahan dalam segala situasi.Wallahu a'lam.
Sumber: muslimah.or.id

Apa Itu Al-Wadi'ah ?

Dampak antara Shalat dan Maksiat Terhadap Rezki

Hakikat Rezki yang Sesungguhnya

Tidak Pernah Susah, Ternyata Istidraj

Pertamax Naik, Kado Pahit Menjelang Kemerdekaan
