Masjid Pertama yang Dibangun Rasulullah

Yang dimaksud dengan ayat ini adalah Allah menyukai orang yang menyucikan hati dari noda dosa dengan bertaubat dan beristigfar, juga menyucikan diri dari najis. Allah menyukai membersihkan diri kotoran lahir dan batin. Itulah yang dimaksud ayat sebagaimana disebutkan oleh Syaikh Musthafa Al-'Adawi dalam At-Tashil li Ta'wil At-Tanzil Tafsir Al-Anfal wa At-Taubah, hlm. 750.
Dalam Tafsir Al-Qur'an Al-'Azhim (4:349-350) dibicarakan tentang orang yang beristinja' (menyucikan kotoran) dengan menggunakan air, ayat ini diturunkan untuk orang semacam itu.
Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, "Ayat ini (surah At-Taubah ayat 108) jadi dalil disunnahkannya shalat di masjid yang lama yang sejak awal pembangunannya didasarkan untuk ibadah kepada Allah semata, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Juga disunnahkan shalat bersama jamaah orang-orang saleh dan hamba-hamba yang taat yang senantiasa memelihara dan menyempurnakan wudhu, serta menghindarkan diri dari berbagai macam kotoran." (Tafsir Al-Qur'an Al-'Azhim, 4:351)
Ketika pertama kali Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sampai di Quba, beliau singgah di rumah Kaltsum bin Al-Hadam, karena ia adalah pemuka kaum dari Bani Amr bin 'Auf. Beliau adalah pemuka suku Aus yang ketika itu masih musyrik dan kemudian ia memeluk Islam. Ada yang berpendapat bahwa dia telah memeluk Islam sebelum Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sampai di Madinah.
Di rumah Sa'ad bin Khaitsamah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berbincang-bincang dengan para sahabatnya, karena Saad masih lajang belum berkeluarga. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berangkat dari Quba' pada hari Jumat ketika matahari mulai meninggi. Beliau shalat Jumat di Bani Salim bin 'Auf bersama kaum muslimin lainnya di lembah Ranuna (salah satu lembah di Madinah terletak antara Quba' dan Masjid Nabawi, kena sengatan panas Quba' pada lembah Bath-han sebelah selatan Masjid Al-Ghamamah, pen.).
Setiap Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melewati kabilah-kabilah dari kaum Anshar, maka pemuka kaumnya menemui beliau dan mengajaknya untuk singgah di tempat mereka dan begitulah seterusnya hingga beliau sampai di tempat didirikannya masjid tersebut (sekarang Masjid Nabawi, pen.). Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberkatinya, dan tidak singgah di situ, kemudian merunduk dan sedikit berjalan, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berpaling dan kembali ke tempat yang pertama dan beliau pun singgah di sana, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berhenti pada tempat tersebut seraya berkata, "Jika Allah mengizinkan, di sinilah rumahku."
Dalam Shahih Al-Bukhari disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, "Rumah siapa yang paling dekat rumahnya dengan keluarga kami?" Abu Ayyub menjawab, "Saya wahai Nabi Allah. Itu rumahku dan itu pintunya." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Pulanglah dan siapkan tempat bagi kami untuk beristirahat." (HR. Bukhari, no. 3911)
Abu Ayyub Al-Anshari membawa dan memasukkan kendaraan unta ke dalam rumahnya. Ibnu Hajar rahimahullah menyebutkan dalam kitab Fathul Bari, dari Abu Sa'id bahwa ketika Abu Ayyub hendak memindahkan unta Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau berkata kepada yang hendak menawarkan tempat (rumahnya) untuk beliau singgahi, "Saya akan mengikuti untaku." Sedangkan As'ad bin Zurarah mengambil unta Nabi dan menempatkan di kandangnya. Lihat Fath Al-Bari, 7:246.
Penduduk Madinah sangat gembira dengan kedatangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Disebutkan dari Barra' bin 'Azib radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "… ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tiba di Madinah, saya tidak pernah melihat penduduk Madinah merasa gembira seperti gembiranya mereka menyambut kedatangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Bahkan budak-budak perempuan pun berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah tiba (dengan perasaan gembira)." (HR. Bukhari, no. 3932)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberi mirbad (sebidang tanah yang digunakan untuk menjemur kurma) dengan harga sepuluh dinar dengan menggunakan uang Abu Bakar radhiyallahu 'anhu.
Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata, "Tempat didirikan masjid tersebut terdapat kuburan orang musyrik, lubang, dan pohon kurma. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan untuk menggabil kuburan tersebut, menimbun lubang, serta menebang pohon kurma. Kemudian pelepah kurma dijadikan sebagai atap masjid, ditetapkan arah kiblat, dan sisi jalannya dibubuhkan batu." (HR. Bukhari, no. 3932)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menetap di rumah Abu Ayyub radhiyallahu 'anhu. Setelah selesai membuat kamar dan masjidnya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam– ketika masih di rumah Abu Ayyub–mengirim Zaid bin Haritsah dan Abu Rafi' ke Makkah dan memberinya dua ekor unta dan lima ratus dirham untuk menjumpai dua putrinya Fatimah dan Ummu Kultsum, dan Ummul Mukminin Saudah binti Zam'ah radhiyallahu 'anha. Hal ini disebutkan oleh Ibnul Qayyim dalam Zaad Al-Ma'ad.
Referensi:
At-Tashil li Ta'wil At-Tanzil Tafsir Al-Anfal wa At-Taubah fi Sual wa Jawab. Cetakan pertama, Tahun 1432 H. Abu 'Abdillah Musthafa bin Al-'Adawi. Penerbit Maktabah Makkah.
Fiqh As-Sirah. Cetakan Tahun 1424 H. Prof. Dr. Zaid bin Abdul Karim Az-Zaid. Penerbit Dar At-Tadmuriyyah.
Tafsir Al-Qur'an Al-'Azhim. Cetakan pertama, Tahun 1431 H. Ibnu Katsir. Tahqiq: Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin. Penerbit Dar Ibnul Jauzi.
Zaad Al-Masiir fii 'Ilmi At-Tafsir. Al-Imam Abul Faraj Jamaluddin 'Abdurrahman bin 'Ali bin Muhammad Al-Jauzi Al-Qurosyi Al-Baghdadi. Penerbit Al-Maktab Al-Islami.
Sumber : Rumaysho.com

DSI Rilis Tatalaksana, Khatib, Imam, dan Muazin Shalat Jum'at 67 Masjid Dalam Kabupaten Pidie

DSI Rilis Daftar Nama Khatib dan Imam Shalat Hari Raya Idul Adha 1446 H/2025 M 69 Masjid Dalam Kabupaten Pidie

DSI Rilis Tatalaksana, Khatib, Imam, dan Muazin Shalat Jum'at 62 Masjid Dalam Kabupaten Pidie

Dosen UIN Ar Raniry Isi Tausiah Ramadhan Di Masjid Agung Sigli

Inilah Misi Utama Dakwah Rasulullah
