Ruh Nabi Hadir di Acara Maulid dan Barzanji
Oleh Ust. Dr. Firanda Andirja, MA حفظه الله تعالى
Rio Agusri - Kamis, 12 September 2024 05:00 WIB

Ilustrasi (Foto int)
datanews.id -Banyak orang yang meyakini bahwa ruh Nabi ﷺ hadir dalam ritual maulid dan bazanji. Tentunya jika setelah wafatnya Nabi ﷺ Nabi hadir dalam ritual maulid dan barzanji,atau melihat dan bertemu Nabi dalam keadaan terjaga maka melazimkan hal sebagai berikut :
Berarti ruh Nabi dapat berjumlah ganda, karena memungkinkan dalam satu waktu (terutama tanggal 12 robiul awwal) dilaksanakan banyak maulid di seluruh dunia, Dan Nabi ﷺ hadir di acara tersebut. ? Oleh karena itu tidaklah mengherankan jika sebagian orng melaksanakan maulid berdiri serentak dalam menyambut kedatangan Nabi di ritual mereka. Bukankah pada saat Nabi hidup saja Beliau ﷺ
tidak dapat menjadikan jasadnya berada di dua tempat? Apalagi setelah meninggal. ?
Meyakini Ruh Nabi masih bisa hadir di ritual mereka maka melazimkan mereka masih dapat berkomunikasi dengan Nabi, meminta agar Nabi ﷺ memberi solusi tentang permasalahan ummat. Hal ini tentunya merupakan khurofat besar, bukankah terjadi perselisihan diantara para shahabat karena kesalahpahaman dan peran kaum khawarij sehingga terjadi pertumpahan darah? Lantas kenapa para shahabat tidak berdiskusi dengan ruh Nabi untuk memecahkan masalah dan solusi dalam perselisihan mereka. ?
Jika ada yg berkeyakinan bahwa ruh Nabi ﷺ muncul di acara maulid, tentunya para Shahabat Nabi akan bersemangat untuk mengadakan acara maulid setiap tahun, kerena kerinduan dan kecintaan mereka terhadap Nabi ﷺ dan berdiskusi kepada Nabi ﷺ
Atau jika perlu para Shahabat akan mengadakannya setiap hari demi bisa bertemu Nabi ﷺ.
Apakah ada manusia sekarang yang mengaku lebih cinta dan rindu pada Nabi daripada para Shahabat. ?
Jika bisa bertemu dengan ruh Nabi ﷺ melazimkan oran yang bertemu dengan Nabi adalah para Shahabat sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Hajar Asqolani dan para Ulama, " seorang yang bertemu dangan Nabi dalam keadaan beriman dan meninggal dalam
Keadaan beriman ".Jika perkaranya demikian maka para Shahabat tidak hanya berhenti pada zaman Nabi ﷺ tetapi akan berlanjut sampai hari kiamat. Dan berarti buku yang ditulis oleh Ibnu Hajar Asqolani tentang nama nama para shahabat adalah buku yang penuh kekurangan. Mengingat masih banyak "Shahabat baru" dari kalangan habib sufy yang datang belakangan karena bertemu Nabi ﷺ.
Jika mereka masih bisa bertemu Nabi ﷺ dalam keadaan terjaga, tentunya kitab2 hadits yg ada sekarang seperti Shahih bukhari, Shahih Muslim, musnad Imam Ahmad, Sunan Abu Dawud dan lainnya ternyata masih jauh dari kelengkapan. Hal ini dikarenakan masih banyaknya hadist hadist yang diriwayatkan oleh "shahabat baru" yang bertemu dan berbicara dengan Nabi setelah wafat.
Jika mereka masih bisa bertemu Nabi dalam keadaan terjaga maka sungguh perjalanan jauh yang ditempuh Al Bukhari dan para ahli haidits lainnya dalam mengumpulkan hadits Nabi merupakan pekerjaan yang bodoh dan membuang tenaga dan waktu juga biaya. Sebenarnya caranya mudah, tinggal membuat acara maulid, bertemu dan belajar langsung dari Nabi ﷺ
Jika mereka bisa bertemu dengan Nabi dalam keadaan terjaga, maka pernyataan para ulama bahwa " kitab yang paling shahih/valid setelah Alquran adalah shahih Bukhari" merupakan pernyataan yang ngawur. Karena dalam kitab tersebut Imam
Bukhari masih meriwayatkan hadits melalui perantara, jalur jalur sanad yang dalam satu sanad terdapat beberapa perawi. Adapun para " Shahabat baru" yakni para habib sufy yang mampu bertemu Nabi dalam keadaan terjaga,mereka meriwayatkan LANGSUNG DARI NABI TANPA PERANTARA.jadi kalau hadits hadist " shahabat baru " dikumpulkan maka lebih shahih daripada kitab shahih bukhari.
RENUNGKANLAH WAHAI SAUDARAKU.
Wallahua'lam.
SHARE:
Tags
Berita Terkait

Peringati Maulid, Gampong Lampoh Krueng Sigli Santuni Yatim

Memelihara Jenggot Adalah Perintah Rasul

Perayaan Isro’ Mi’raj 27 Rajab

Sejarah Tahun Baru Masehi

Hukum Mengucapkan selamat Natal

Ketika Mendapat Hadiah Kue Natal
Komentar