Dampak antara Shalat dan Maksiat Terhadap Rezki

وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَىٰ مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ ۚ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ ﴿١٣١﴾ وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا ۖ نَحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ
Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Rabb kamu lebih baik dan lebih kekal. Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kami-lah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.[Thâhâ/20:131-132]
Ayat tersebut dengan jelas menyebutkan bahwa orang yang mengerjakan shalat kemudian memiliki kesabaran yang kuat ketika mengerjakannya, maka dia akan diberikan rezeki oleh Allâh Azza wa Jalla tanpa bersusah payah mencarinya. Inilah ganjaran bagi orang yang bertakwa kepada Allâh Azza wa Jalla.
Dalam kisah Nabi Syu'aib Alaihissallam, Allâh Azza wa Jalla menyebutkan perkataan Nabi Syu'aib Alaihissallam setelah kaumnya memahami bahwa shalatlah yang menahan beliau dari perbuatan mungkar:
قَالَ يَا قَوْمِ أَرَأَيْتُمْ إِنْ كُنْتُ عَلَىٰ بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّي وَرَزَقَنِي مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا
Syu'aib berkata, "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti nyata dari Rabbku dan dianugerahi-Nya aku dari rezki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-Nya)? [Hûd/11:88]
Nabi Syu'aib Alaihissallam menjelaskan kepada mereka bahwa dengan shalat dan penjelasan yang nyata dari Rabb-nya, maka Allâh Azza wa Jalla memberikannya rezeki yang baik dan halal. Berbeda dengan mereka yang sibuk mencari harta-harta haram.
Meski demikian, sebagian orang tidak percaya akan adanya kaitan erat antara shalat dengan rezeki. Ini tidak jauh berbeda dengan apa yang dikatakan oleh kaum Nabi Syu'aib Alaihissallam:
قَالُوا يَا شُعَيْبُ مَا نَفْقَهُ كَثِيرًا مِمَّا تَقُولُ
Wahai Syu'aib! Kami tidak paham banyak hal dari apa yang kamu katakan. [Hûd/11:91]
Mereka mengatakan ini karena hati-hati mereka lebih terikat dan lebih tertarik pada dunia dibandingkan dengan shalat.
Bertaubat! Janganlah Tinggalkan Shalat!
Orang-orang yang belum bisa mengerjakan shalat lima waktu wajib bertaubat kepada Allâh dengan segera. Sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla Maha Mengampuni para hamba-Nya yang mau bertaubat.
Di antara yang dapat meleburkan dosa adalah mengerjakan shalat lima waktu. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, beliau Radhiyallahu anhu mendengar Rasûlullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهَرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسًا مَا تَقُولُ ذَلِكَ يُبْقِي مِنْ دَرَنِهِ ؟ قَالُوا : لاَ يُبْقِي مِنْ دَرَنِهِ شَيْئًا قَالَ فَذَلِكَ مِثْلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ يَمْحُو اللَّهُ بِهَا الْخَطَايَا
Bagaimana menurut kalian jika di depan pintu seorang di antara kalian terdapat sungai yang setiap hari dia mandi di dalamnya. Apakah akan tersisa kotoran di tubuhnya?" Para sahabat menjawab, "Tidak tersisa kotoran sedikit pun di tubuhnya." Beliau berkata, "Seperti itulah shalat lima waktu, dengannya Allâh menghapuskan dosa-dosa"
Allâh Azza wa Jalla menjanjikan rezeki yang berlimpah untuk orang yang mau bertaubat kepada Allâh Azza wa Jalla .
Allâh Azza wa Jalla berfirman:
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا ﴿١٠﴾ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا ﴿١١﴾ وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا
Maka aku katakan kepada mereka, 'Mohonlah ampun kepada Rabbmu! Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai." [Nûh/71:10-12]
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
Shalat dan Dzikir kepada Allâh Azza wa Jalla dapat menahan seseorang dari pekerjaan keji dan mungkar.
Shalat yang dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar adalah shalat yang terpenuhi rukun-rukun shalat, keikhlasan, kekusyu'an, ketakutan kepada Allâh dan dzikir kepada Allâh Azza wa Jalla .
Perbuatan dosa seseorang dapat menahan rezeki Allâh kepadanya dan ketakwaan dapat melancarkannya.
Shalat sangat berpengaruh kepada ketakwaan seseorang dan dapat menjadi sebab dibukakannya pintu rezeki yang halal dan baik.
Shalat lima waktu dapat menghapuskan dosa-dosa seseorang yang telah lalu.
Footnote
[1] Tafsîr As-Sa'di hlm. 632
[2] HR Ahmad no. 9778. Syaikh Syu'aib mengatakan, "Isnad-nya shahîh rijâl-nya tsiqât, rijâl Asy-Syaikhain."
[3] Lihat kedua atsar ini dalam Tafsîr Ibni Katsîr VI/244.
[4] Lihat Tafsîr al-Qurthubi XIII/349, Tafsir Ibni Katsîr VI/283, at-Tahrîr wa At-Tanwîr XX/179-180, Tafsîr As-Sa'di dan Aisarut-Tafâsîr III/209.
[5] HR Ahmad no. 8650. Syaikh Syu'aib mengatakan, "Shahîh."
[6] Lihat kedua atsar tersebut dalam Tafsîr Ibni Katsîr VI/282.
[7] Aisarut-Tafâsîr III/209.
[8] HR Muslim no. 82/246.
Sumber : almanhaj.or.id

Hukum Shalat Tarawih dan Berapakah Jumlah Rakaatnya

Bersiwak dan Waktu-waktu yang Disunnahkan

Futur, Malas Beribadah Rajin Bermaksiat

Untukmu yang Masih Meninggalkan Shalat

Anjuran Bagi Anak-anak Untuk Tidur di Awal Malam
