Nikmat Sehat dan Waktu Luang

Al Qadhi Abu Bakar bin Al 'Arabi rahimahullah berkata: "Diperselisihkan tentang kenikmatan Allah Azza wa Jalla yang pertama (yakni yang terbesar) atas hamba. Ada yang mengatakan 'keimanan', ada yang mengatakan 'kehidupan', ada yang mengatakan 'kesehatan'. Yang pertama (yaitu keimanan) lebih utama, karena hal itu kenikmatan yang mutlak (menyeluruh). Adapun kehidupan dan kesehatan, maka keduanya adalah kenikmatan duniawi, dan tidak menjadi kenikmatan yang sebenarnya, kecuali jika disertai oleh keimanan. Dan pada waktu itulah banyak manusia yang merugi, yakni keuntungan mereka hilang atau berkurang. Barangsiapa mengikuti hawa-nafsunya yang banyak memerintahkan keburukan, selalu mengajak bersenang-senang (rileks), sehingga dia meninggalkan batas-batas (Allah) dan meninggalkan menekuni ketaatan, maka dia telah merugi. Demikian juga jika dia longgar, karena orang yang sibuk kemungkinan memiliki alasan, berbeda dengan orang yang longgar, maka alasan hilang darinya dan hujjah (argumen) tegak atasnya"[9].
Maka sepantasnya hamba yang berakal bersegera beramal shalih sebelum kedatangan perkara-perkara yang menghalanginya.
Imam Al Hakim meriwayatkan dari Abdullah bin Abbas, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda menasihati seorang laki-laki :
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ , شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ , وَصِحَّتِكَ قَبْلَ سَقْمِكَ , وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ , وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ , وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
Ambillah kesempatan lima (keadaan) sebelum lima (keadaan). (Yaiutu) mudamu sebelum pikunmu, kesehatanmu sebelum sakitmu, cukupmu sebelum fakirmu, longgarmu sebelum sibukmu, kehidupanmu sebelum matimu.[10]
Jejak Salaf Dalam Mengisi Waktu
Al Hasan Al Bashri rahimahullah berkata: "Wahai, anak Adam. Engkau hanyalah hari-hari yang dikumpulkan. Setiap satu hari pergi, sebagian dirimu juga pergi"[11].
Kami akan sebutkan beberapa riwayat dari Salafush Shalih yang menunjukkan betapa fahamnya mereka terhadap kesempatan dan nilai waktu yang ada.
Imam Abu Ja'far Muhammad bin Jarir Ath Thabari rahimahullah, pemilik tafsir yang sangat mashur, tafsir Ath Thabari. Beliau seorang yang sangat mengagumkan. Seandainya kertas-kertas yang telah beliau tulis dibagi pada umur beliau semenjak lahir, didapati bahwa beliau menulis setiap harinya 60 lembar atau lebih! Ini perkara yang sangat menakjubkan![12]
Imam Nawawi rahimahullah juga mengagumkan. Umur beliau hanyalah sekitar 45 tahun, namun kitab-kitab karya beliau memenuhi perpustakaan-perpustakaan umat Islam sekitar 20 jilid. Padahal setiap harinya, beliau mengajar 12 mata pelajaran[13].
Di antara karya beliau adalah Syarah Shahih Muslim, Al Majmu' Syarh Al Muhadzdzab, Tahdzibul Asma' wal Lughaat, Riyadhush Shalihin, Al Adzkar, dan lain-lain.
Imam Az Zuhri rahimahullah, seorang imam yang dikatakan oleh Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah : "Disepakati kebesaran dan keahliannya", dahulu beliau biasa mendatangi nenek-nenek, kakek-kakek, anak-anak, gadis-gadis pingitan, anak kecil, orang tua, beliau bertanya kepada mereka, mencari (ilmu) dari mereka, sehingga memiliki ilmu yang besar[14].
Imam Al Anmathi rahimahullah, seorang ahli hadits Baghdad. Beliau menulis (menyalin) kitab Ath Thabaqat karya Ibnus Sa'ad dan kitab Tarikh Baghdad, dengan tangannya. Seandainya kita kumpulkan juz-juz kedua kitab itu, banyak di antara kita yang berat atau susah membawanya[15].
Imam Isma'il Al Jurjani rahimahullah. Beliau menulis 90 lembar setiap malam, dengan tulisan yang rapi. Beliau menulisnya pelan-pelan. Imam Adz Dzahabi rahimahullah berkomentar: "Ini, beliau memungkinkan untuk menulis Shahih Muslim selama sepekan"[16].
Inilah sebagian amal para salafush shalih dalam mengisi waktunya. Mungkinkah kita mengikuti jejak kebaikan mereka? Semoga.
Footnote
[1] HR Ibnu Majah, no. 4141; dan lain-lain; dihasankan oleh Syaikh Al Albani di dalam Shahih Al Jami'ush Shaghir, no. 5918
[2] Mukhtashar Minhajul Qashidin, hlm. 366, Imam Ibnu Qudamah, ta'liq dan takhrij Syaikh Ali bin Hasan Al Halabi
[3] Lihat Mukhtashar Minhajul Qashidin, hlm. 366
[4] Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari, penjelasan hadits no. 5933
[5] Fathul Bari
[6] Fathul Bari
[7] Fathul Bari
[8] Fathul Bari
[9] Fathul Bari
[10] HR Al Hakim di dalam Al Mustadrak; dishahihkan oleh Syaikh Al Albani di dalam Shahih At Targhib wat Targhib 3/311, no. 3355, Penerbit Maktabul Ma'arif, Cet. I, Th. 1421 H / 2000 M
[11] Jami'ul 'Ulum wal Hikam, 2/382
[12] Ma'alim Fi Thariq Thalabil 'Ilmi, hlm.88, karya Syaikh Abdul Aziz bin Muhammad bin Abdullah As Sud-han
[13] Ma'alim Fi Thariq Thalabil 'Ilmi, hlm.88
[14] Ma'alim Fi Thariq Thalabil 'Ilmi, hlm.90
[15] Ma'alim Fi Thariq Thalabil 'Ilmi, hlm.91
[16] Ma'alim Fi Thariq Thalabil 'Ilmi, hlm. 96
Sumber : almanhaj.or.id

Restuardy Daud: Sinergi Lintas Sektor Kunci Turunkan Stunting

Ditanya Tentang Dana BOK, Kadinkes Pidie Enggan Menjelaskan

Satgas Pamtas Yonif 763/SBA Pos Kumurkek Gelar Anjangsana dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis untuk Warga

Nasehat Syaqiq al-Balkhi

Keutamaan Kota Madinah dan Kurmanya
