Nihayah, Termasuk Dosa Besar Warisan Jahiliyyah

Oleh Ustadz Abu Isma’il Muslim al-Atsari
Rio Agusri - Minggu, 23 Juni 2024 05:00 WIB
Nihayah, Termasuk Dosa Besar Warisan Jahiliyyah
Ilustrasi (Foto int)
datanews.id -Allâh wa Ta'ala telah memberikan kepada seluruh makhluk, bahwa setiap jiwa akan merasakan kematian. Hanya Allâh Yang Maha Hidup, tidak akan mati.

Allâh Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. [Ali Imrân/3:185]

Kekuasaan Allâh meliputi segala sesuatu. Dia telah menetapkan adanya kematian pada manusia, maka bagaimanapun manusia menghindar dari kematian, kematian itu tetap akan menyusulnya. Allâh Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكْكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ

Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh. [An-Nisa'/4:78].

Oleh karena itu setiap kita pasti pernah ditinggal mati oleh orang yang kita kenal atau kita cintai, baik itu kakek, nenek, ayah, ibu, saudara, tetangga, kawan, atau lainnya. Dan kewajiban orang yang mendapatkan musibah adalah sabar dan tabah, tidak berkeluh kesah, bahkan pasrah kepada Allâh Subhanahu wa Ta'ala Yang Maha memiliki hikmah.

LARANGAN NIYÂHAH
Termasuk kebiasaan orang-orang jahiliyah ketika mengalami musibah ditinggal mati oleh orang yang dicintai adalah niyâhah. Dan niyahah ini adalah dosa besar.

Abu Malik Al-Asy'ari Radhiyallahu anhu. berkata, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

أَرْبَعٌ فِي أُمَّتِي مِنْ أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ، لَا يَتْرُكُونَهُنَّ: الْفَخْرُ فِي الْأَحْسَابِ، وَالطَّعْنُ فِي الْأَنْسَابِ، وَالْاسْتِسْقَاءُ بِالنُّجُومِ، وَالنِّيَاحَةُ

"Ada empat perkara jahiliyah pada umatku, mereka tidak akan meninggalkannya: Membanggakan kemuliaan orang tua, mencela nasab (garis keturunan), menganggap turunnya hujan dengan munculnya bintang tertentu, dan niyâhah (meratap)." [HR.Muslim, no. 934]

Imam An-Nawawi rahimahullah berkata, "Umat (Islam) sepakat keharaman niyâhah terhadap mayit, berteriak dengan teriakan jahiliyah, dan berteriak dengan kecelakaan di saat musibah". [Al-Adzkar, hlm. 146, karya An-Nawawi, tahqiq: Al-Arnauth]

SHARE:
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru